Saturday, October 10, 2015

Keep in Touch!

Hai, Aki!!

Thank you for the past 4 months. I thought that you are a quite and geek type of person, but after I know you, your character is really surprised me! Haha! Keep being awesome, keep inspiring others with your love to books.

Eventhough you are annoying and get mad easily, (but please don't be too often, LOL). I'll miss you and all the annoying things that are came with you.

One thing, be confident! Hehe, you're always hold your words back when you want to say something (especially during meeting).

I know you'll be awesome someday! Please keep contact, please keep to tell me stories, you are one of my unique friend that I've ever known. -messy grammar ehe sorry

with <3,
Cindot

---

Aki, the first time I met you, I feel you were great and hard worker because in this young age you already experiences become editor. I started to know you and you know, sometimes I think you annoying. But wheb we're getting closer, I already know you're not annoying but the funny and weird ones. But you seems far away and sometimes looks don't wanna be close to us.

Hahaha I hate you for that. You should know friends that care about you is rare and hard to find. See you later Aki

Veronica

---

Oke. Dua surat-yang-entah-akan-gue-beri-nama-apa itu menjadi pengantar perjalanan terakhir gue di Putpanda. Ya. Gue udah selesai bekerja dan "mendedikasikan diri" selama lebih dari 4 bulan di sana. Dan sekarang gue bisa kerja serabutan lagi sekaligus mencari pekerjaan yang lebih mapan. Apakah gue resign karena keinginan gue sendiri?

Putpanda adalah salah satu start-up company yang masih membutuhkan investor untuk membayar para karyawannya. Terlepas dari setinggi apa pun target profit yang harus dicapai, start-up company harus setidaknya memiliki investor yang bisa menyuntikkan vitamin perusahaan agar tetap sehat bugar. Tapi, Senin (10/5) kemarin bisa dibilang Tragedi 9/11 bagi perusahaan ini. Minim investor mengharuskan Putpanda merampingkan pengeluaran.

Caranya? Ada dua: (1) Mengurangi jumlah ekspat yang selama ini hilir-mudik di kantor karena bayaran mereka bisa ngabisin hampir 2/3 suntikan dana yang diterima oleh perusahaan dan (2) Memotong jumlah karyawan lokal yang "terlalu banyak". Dan gue jadi salah satu yang terkena cara cepat nomor 2.

Gue shock? Menurut lo? Sampe detik ini gue bahkan belum bilang ke orang rumah kalo gue sebenernya udah ... jobless. Bayangin: Minggu (10/4), sehari sebelum Tragedi 10/5 terjadi, gue dan temen-temen kantor seneng-seneng di Waterbom PIK. Main air dan wahana yang bener-bener bisa ngilangin stres biar siap tempur di medan kerja. Ini tuh kayak lo lagi naik balon udara terus tiba-tiba gas penggeraknya abis dan tiba-tiba terjun gitu aja. Sampe tanah udah wassalam.

Tapi, life must go on kan? Kalo kata Mumford & Son mah "There is no way out of your only life. So run on, run on!" Yaudah, gue harus run on. Dan untungnya, ini jadi pelajaran berharga buat gue dalam karir gue yang masih seumur jagung. Udah tau gimana rasanya di-PHK secara tiba-tiba. Udah tau gimana rasanya nulis surat pengunduran diri dengan cuma satu kalimat saat itu juga. Udah tau gimana rasanya menjadi orang yang termasuk golongan kiri. (Oke, yang terakhir too much.)

Gue bakal kangen sama anak Content. Serius. Mereka itu kayak temen SMA. Gila dan penuh semangat! Satu yang paling kentara gue dapet dari kerja di sini adalah team work. God, bahkan soal salary aja kita saling terbuka dan sampe di-meeting-in bareng-bareng!

---

Mau lebih melow? Oke. Gue bakal kasih sedikit "review" tentang anak-anak Content dari awal gue masuk Putpanda sampe hari ini.

Selo, gue ga tau lo itu apa atau siapa. Lo tinggalin gue gitu aja pas lo memutuskan resign tanpa ada a piece of sh*t word. Yah, itu memang hak lo. Tapi, lo anggap gue apa sampe lo sama sekali kept silence? Haha! (baper gue kumat,) Selain itu, lo harus tau kalo gue sedikit empati sama lo. Lo pernah bilang, "Gue udah beda sama kalian. Gue harus cari kerjaan yang lebih mapan karena gue udah umur segini sedangkan kalian masih bisa seneng-seneng." Gue lupa apa yang lo omongin waktu itu. Tapi gue tangkep hal itu. Well, mungkin gue akan berpikiran sama dengan lo beberapa saat lagi.

Dendy, God, I'll always keep you in my mind, man! Awal-awal banget pas gue baru masuk, gue selalu mikir, "Oke. Lo mungkin akan bareng sama Rangga. Kayaknya kalian punya universe sendiri yang gak boleh gue masukin." Dan gue saat itu baper dan memilih untuk gak sok kenal sama lo karena prinsip gue: "You talk first, then I talk you back." Tapi lama kelamaan, gue tau kalo lo mungkin bisa jadi belahan jiwa gue. Bisa ngurusin gue yang udah bau tanah ini. Bisa mandiin dan nyolatin gue, juga galiin makam gue.

Rangga, gue tau gue gak akan bisa jadi lo. Yang gue liat dari lo adalah "sempurna" (uwuwuwuwuwu). Yah, gue denger lo anak pak polisi, lo bisa jadi penjaga hati seseorang nanti. Tapi gue harap itu gue. Dan lo selalu bisa kejar semua mimpi lo. Nge-trip keliling Asia Tenggara, lanjutin S2. Hahaha. Gue too much ya. Tapi yang selalu gue inget dari lo adalah status skype lo: "work like a captain, play like a pirate." Nah, gue yakin lo ga bakal nyangka gue bisa sampe inget sampe sedetil itu. Gue akan selalu inget itu.

Cindot, you know, you're my first impression at work. What impression? Entahlah. Tapi begitulah. Aku bahkan ga bisa bilang "lo-gue" ke kamu. Itu mungkin something atau nothing, tergantung masa depan. Cekakak. Tapi yang selalu ada dalam pikiranku tentangmu adalah: pulang bareng selama hampir sebulan. Terus aku baper karena setelah itu kamu kayak annoyed sama aku karena memaksamu harus cepat-cepat beres-beres buat pulang bareng dan membuatmu menyuruhku pulang duluan. Aku sampe inget kamu pernah bilang, "Cewek itu sholatnya ga kayak cowok. Harus pake mukena dulu. Terus copot mukenanya. Terus benerin kerudung." Well, gue emang piece of sh*t. Bahkan sabar pun tak kumiliki.

Miftah, astaga! Gue baru tau lo anak Sastra Inggris yang suka banget baca, tiga minggu sebelum lo pergi dari Putpanda. Dan gue bisa bilang: "You're the coolest one!" Yah, mungkin karena gue bisa klop sama lo tentang banyak bacaan. Yang pasti sih karena lo kuliah Sastra Inggris dan lo pernah cerita apa aja yang dipelajari anak Sastra Inggris. Gue dulu sebenernya pengen ambil jurusan itu. Dan impian itu masih gue jaga sampe sekarang: kuliah jurusan Sastra Inggris. Well, "Aristotle and Dante Discover the Secrets of the Universe"-nya udah kelar belom? Gue tunggu review lo!

Mba Smita, pada saat yang lain panggil lo dengan sebutan nama langsung, gue malah pake embel-embel "Mba" di depan. Yah, gue tau diri aja karena gue jauh lebih muda. (Plis jangan baper!) Dan gue tau lo susah banget dibuka. Tapi setelah terbuka, lo bisa asik juga. Dan gue gak bakal lupa pas liat KTP lo. Wow! Lo terlalu gigih biar bisa nurunin berpuluh-puluh kilogram berat badan. Dan setelahnya, gue sering tanya ga penting soal takaran kalori dari tiap-tiap makanan dan akhirnya gue install "MyFitnessPal" buat tau berapa kalori yang gue butuhin dalam sehari biar berat badan gue nambah. Maklum lah gue cungkring. Dan, lo juga ternyata doyan baca! Dan gue sampe dua kali pinjem buku lo dan yang terakhir belum gue baca karena timbunan gue terlalu banyak.

Ade, siapa sih lo sebenernya? Doraemon yang menyamar atau wujud manusia yang dikutuk jadi Doraemon tapi berubahnya lama banget. (Plis, gue pengin liat lo baper!) Tapi ya begitulah Ade. Ikon Content yang bisa jadi apa aja: uploader, updater, call center, dan rider yang bisa gue sama Rangga titipin beli bubur ayam buat sarapan. Kurang apa lagi coba? Semua semua semua... Dapat dikabulkan... Dapat dikabulkan... Dengan kantong ajaib...

Mba Vero, ape lo? Gue males sebenernya nulis tentang lo, tapi entar lo baper. Gue tau lo sebenernya orangnya feminis, tapi selalu lo tutupi dengan tampang sok tegar lo. Gue tau lo selalu ada buat Anak-anak Content. Kayak emak ayam yang melindung anaknya. Lo udah terlalu dewasa, Mba! Jadi, nikah sono! Terus punya anak, terus punya cucu. Terus tua deh jadi kayak gue!

Anindya, lo inget kita pernah ga tegur sapa sama sekali beberapa minggu? Gue inget banget waktu itu lo sebel sama gue karena lo ngira gue selalu ingin tau dan tukang nguping. Sebenernya iya juga sih. Cekakak. Tapi yaudahlah, baperan amat. Udah lo juga nikah sono sama Ervan, biar halalan toyiban peluk-peluknya.

Ajeng, ah elah! Gue kok bosen ya liat lo! Berangkat suka bareng. Balik juga suka bareng. Apakah kita dipertemukan di Putpanda untuk berjodoh? Atau kita dipertemukan di Putpanda untuk gue berjodoh dengan nyokap lo yang suaranya kayak penyiar radio malam yang bisa bikin cepet tidur? Entahlah. Tapi yang pasti, gue bisa liat lo orangnya easy-going dan gak mudah baper. Lo juga bisa speak-up dan mempertahankan pendirian lo. Itu penting! Tapi serius, kenalin gue ama nyokap lo. Lo bisa lah comblangin gue. Ya? Ya?

Dini! Astaga gue sampe lupa sama lo! Iyalah lupa, ketemu cuma tiga minggu doang. Tapi kok kayaknya gue tau banyak tentang lo ya. (Geer abis.) Yah, kita pernah semotor pulang-pergi kantor selama tiga hari. Walopun lo udah punya pacar brondong lo, gue punya gebetan, tapi tidak menutup kemungkinan untuk saling bertukar pikiran kan. Gue inget tiap pagi gue tanyain, "Din, bareng gak?" tanpa punya malu. Mungkin cowok lain bakal gengsi kalo nebeng, apalagi nebeng ke cewek. Tapi, yah, kecowokan gue emang patut dipertanyakan. Puas lo?

---

Udah semua kan? Ya udah. Ah, Audi dan Dika! Sayang, mereka bukan tim Content jadi ga gue review. Hahaha. Pokoknya pengalaman berharga banget deh ketemu sama kalian. Pengalaman berharga banget juga bekerja di start-up company, jadi tau gimana suasana di kota santri, asik senangkan hati... Lha?!

Sukses untuk kita semua! Duh, gue mau upload foto-foto kita, tapi ntaran aja dah! Keep in touch, ya guys!

(Abduraafi Andrian. 12: 57 AM)

Saturday, June 13, 2015

Dad's Story

Beberapa hari yang lalu, Mba Esti Budihabsari, seorang penerjemah dan editor terkenal, mengadakan giveaway di Grup Whatsapp yang aku lupa dalam rangka apa. Intinya, peserta harus mengirimkan tulisan tentang "Ayah" dari pengalaman mereka dengan ayah masing-masing. Banyak tulisan maksimal 200 kata.

Aku mengikutinya? Tentu saja. Aku sedikit memiliki harapan akan kemampuan menulisku setelah cerita pendek sebelumnya yang aku ikutkan dalam Cerita Berantai L.O.V.E Cycle Online Festival mendapatkan poin memuaskan. Gak percaya? Silakan cek di sini.

Nah, penasaran gak dengan tulisan yang aku ikutkan pada giveaway "Ayah" ini? Atau lebih penasaran dengan hadiahnya? Baiklah, aku tetap akan menuliskan tulisanku. Ini dia:

***

Sudah lebih dari dua tahun Abi berpulang. Terlalu banyak kenangan pahit, lebih-lebih manis, yang kami ukir bersama.

Ada saat ketika keluarga kami terpuruk. Waktu itu aku masih kelas 3 SD. Ummi kembali tinggal di rumah Mbah Kakung di Wanareja bersama adik. Sedangkan aku dan Abi masih tetap di rumah Cilacap sembari menunggu pembeli rumah kenangan itu. Rumah yang akan selalu ada dalam bayangan, yang akan selalu jadi kenangan.

Suatu malam, pada hari-hari terakhir kami (aku dan Abi) berada di rumah itu, ada arisan rutin bapak-bapak. Abi seketika menyuruhku mematikan lampu, berdiam diri di tempat, menunggu bapak-bapak yang sedang mengetuk pintu mengingatkan Abi untuk datang arisan itu pergi.

Aku ingat ketika Abi menyuruhku mengintip dari jendela depan yang tertutup gorden untuk meyakinkan mereka pergi. Aku ingat aku berjalan gontai di gelap ruang depan. Aku ingat ketika aku bicara, "Tidak ada siapa-siapa, Bi!" Aku juga ingat ketika Abi bilang, "Bagus. Waktunya kita tidur!"

Aku seketika terlelap di sampingnya, dalam dekapnya. Aku tak yakin Abi tidur bersamaku saat itu juga. Karena aku tak melihatnya dalam bunga tidurku.

***

Bagaimana? Awalnya, aku menulis terlalu panjang. Mengingat syarat batas maksimal kata yang disebutkan di atas, aku memampatkannya menjadi seperti itu. Paling tidak, aku tidak menggubah esensi tentang "kenangan ayah". Aku sengaja tidak memberikan judul. Judul hanya membuat segalanya jadi kacau-balau. Ketika segalanya tentang tulisan hanya disimbolkan dengan satu atau beberapa kata, aku rasa itu tidak adil bagi keseluruhan cerita. Yeah, ini cuma opini saja.

Dan aku senang akhirnya Mba Esti memenangkanku dalam giveaway ini, jadi aku berhak atas hadiahnya yang sangat berharga itu. Mau tau hadiahnya? Salah satu bukunya sudah sempat kubaca.

Terima kasih, Mba Esti!